-->

Merawat Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari


Merawat Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari

Anis Fitriah[1]

PENDAHULUAN

Pancasila sebagai ideologi negara merupakan arah penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga terwujud dalam kehidupan yang menjunjung tinggi Ketuhanan, nilai Kemanusiaan, kesadaran akan Kesatuan, Kerakyatan serta menjunjung tinggi nilai Keadilan. Dalam ungkapan yang lain Pancasila bukan hanya ideologi bagi rakyat Indonesia, tapi juga budaya, falsafah hidup, juga sebagai cita hukum atau dasar negara yang tertanam dalam jiwa masyarakat Indonesia dan tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan berbangsa.[2]

Di kehidupan sehari-hari dalam dunia pendidikan, nilai-nilai pancasila teraplikasi dalam pembiasaan-pembiasaan yang ditetapkan oleh sekolah masing-masing, seperti pelaksanaan sholat dluha dan pembacaan surah waqiah. Hal itu tercermin dalam sila pertama yaitu “Ketuhanan yang Maha Esa”.

Sebagai bangsa Indonesia, harus dapat merawat nilai-nilai pancasila mulai dari diri sendiri seperti dalam sila pertama; menghormati dan menghargai antar pemeluk agama atau juga dalam sila yang lain seperti sila kedua yaitu saling menghargai pendapat antar sesama maupun dengan agama, suku, ras, atau etnis bangsa yang lain.[3]

Masyarakat Indonesia dapat mengaplikasikan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari sebagai bagian terpenting dalam merawat nilai-nilai pancasila itu sendiri. Dengan adanya artikel ini, penulis ingin mengungkapkan beberapa hal yang dapat menjawab pertanyaan mengapa pancasila harus menjadi ideologi terpenting dalam berbangsa dan bernegara, bagaimana cara merawat nilai-nilai pancasila, dan sejak kapan pendidikan pancasila harus ditanamkan dalam diri bangsa Indonesia. 

pixabay.com

PEMBAHASAN

Pancasila sebagai Sistem Nilai

Nilai pada hakekatnya adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek. Jadi, bukan objek itu sendiri yang dinamakan nilai.[4] Nilai-nilai Pancasila bagi bangsa Indonesia menjadi landasan, dasar, serta motivasi atas segala perbuatan baik dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan kenegaraan.[5] Sebagai sistem nilai pancasila mengandung serangkaian nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan yang merupakan satu kesatuan utuh dan sistematis. Nilai-nilai pancasila memiliki hierarki atau tingkat yang kesemuanya saling berkaitan.

Pancasila sebagai Ideologi

Pancasila terdiri dari dua suku kata yaitu “Panca” artinya lima dan “Sila” artinya prinsip. Jadi Pancasila itu adalah satu kesatuan dari lima prinsip.[6] Pancasila sebagai ideologi dalam berbangsa dan bernegara tidak terbentuk secara mendadak dan bukan hanya atas kepentingan satu orang, dalam merumuskan ideologi pancasila melibatkan banyak orang, ideologi pancasila terbentuk melalui proses yang panjang dalam sejarah bangsa Indonesia. Dalam literatur lain, Sebagai dasar negara, Pancasila telah dirumuskan melalui diskusi panjang dan hati-hati oleh para founding fathers Indonesia.[7]

Ideologi dalam arti sempit dapat dipahami sebagai seperangkat gagasan yang memuat penjelasan terhadap realistis, cita-cita, nilai yang ingin dicapai, dan cara mencapai cita-cita tersebut yang menjadi pedoman bagi suatu komunitas untuk bertindak, yang diakui dan dinyatakan secara tersurat oleh komunitas tersebut.[8]

Pada masa orde baru, nilai-nilai pancasila hanya berupa tulisan dan tidak dilaksanakan, padahal pada mulanya pemerintah dan rakyat berkomitmen menjalankan nilai-nilai pancasila secara utuh. Munculnya tafsir bahwa pancasila disesuaikan dengan kehendak pemerintah, kebebasan mengemukakan pendapat di khalayak umum mulai diberangus, dan penyelewengan lain dari nilai Pancasila.

Apa yang terjadi pada masa orde baru terus terjadi hingga sekarang. Lebih dari itu, masalah-masalah yang terjadi seperti korupsi dan hidup bermewah-mewahan serta mementingkan kepentingan diri dan kelompoknya. Mereka hanyalah oknum yang mengatasnamakan Pancasila untuk kepentingan diri dan kelompoknya. Ini bukan cerminan dari sila ketiga yaitu persatuan Indonesia.

Selayaknya sebagai pemerintah dapat mengaplikasikan dengan baik apa yang sudah menjadi cita-cita Indonesia sejak pertama Indonesia merdeka, hingga rakyat yang tumpuannya kepada pemerintah dapat melaksanakan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dengan baik.

Merawat Nilai-nilai Pancasila

Bangsa ini telah menerima Pancasila sebagai pondasi hidup berbangsa. Pancasila mengakui bahwa segenap warga Indonesia berKetuhanan menurut agama dan kepercayaannya masing-masing. Pancasila juga mengakomodasi perbedaan dan menolak semangat antitoleran ketika memuat di dalamnya dimensi kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial.[9]

Pancasila sebagai ideologi Indonesia mempunyai ajaran-ajaran yang memang mengandung nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi lain. Adapun nilai-nilai pancasila antara lain sebagai berikut:

1. Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa (Nilai Ketuhanan)

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan “roh” sekaligus dasar dari keempat sila lainnya. Ketuhanan Yang Maha Esa bermakna bahwa Bangsa Indonesia adalah Negara yang monotheisme percaya terhadap Tuhan yang satu bukan sebaliknya. Dengan kata lain, negara Indonesia berlandaskan agama.

2. Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab (Nilai Kemanusiaan)

Nilai yang terkandung dari sila kedua pancasila adalah nilai kemanusiaan. Kemanusiaan yang dimaksud adalah manusia yang adil dan beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan, yang diwujudkan dalam semangat saling menghargai, toleran, yang dalam perilaku sehari-hari didasarkan pada nilai-nilai moral yang tinggi, serta untuk kepentingan bersama.

3. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

Indonesia adalah Negara yang kaya akan keberagaman suku, agama, bahasa, budaya, dan ras. Namun dengan terbentuknya NKRI, dimulailah komitmen bersama untuk terus membentengi keberagaman itu untuk mewujudkan Indonesia yang maju, adil, dan sejahtera.

4. Sila Keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

Konstitusi mengamanatkan untuk mewujudkan negara yang demokratis, yang mana kedaulatan diserahkan sepenuhnya kepada rakyat. Nilai yang terkandung Sila keempat pancasila adalah pedoman berdemokrasi Indonesia.

Dalam sumber lain, diperinci sila keempat antara lain sebagai berikut:

a. Pemimpin bangsa Indonesia harus bijaksana

b. Mengutamakan kekeluargaan

c. Kedaulatan bangsa berada di tangan rakyat

d. Kebijakan dalam mengambil solusi

e. Keputusan bersama pengambilannya harus melalui musyawarah

f. Tidak memaksakan kehendak.[10]

5. Sila Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Sila keadilan sosial mengandung makna bahwa setiap warganegara diperlakukan sama tanpa adanya perbedaan suku, ras, agama, bahasa, kaya dan miskin, maupun jabatan. Semua warganegara harus diperlakukan adil oleh negara.[11]

Cara Merawat Nilai-nilai Pancasila

1. Pemerintah terus berupaya untuk merawat dan melakukan penguatan implementasi nilai-nilai Pancasila pada masyarakat salah satunya melalui peringatan Hari Kesaktian Pancasila.

2. Pelaksanaan peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang harus terus dievaluasi setiap tahunnya

3. Untuk dapat menjadikan Indonesia menjadi negara yang besar diperlukan usaha yang keras dan rasa saling pengertian, toleransi, saling menghargai, serta dengan memahami dan mengimplementsikan nilai-nilai Pancasila kehidupan kita sehari-hari.

4. Upaya menjaga dan menguatkan nilai-nilai Pancasila di masyarakat dapat dilakukan dengan tiga hal yaitu melalui pendekatan budaya, internalisasi di semua level pendidikan, dan penegakan hukum terhadap hal-hal yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.

Penanaman Pendidikan Pancasila

Penanaman nilai-nilai Pancasila dapat dilakukan sedini mungkin pada anak mulai sejak Pendidikan anak usia dini. Hal ini disebabkan karena anak pada usia dini pada dasarnya masih lunak dan mudah dibimbing daripada anak yang sudah remaja. Kepribadian anak usia dini masih labil. Mereka sering meniru apa yang dilakukan oleh orang dewasa maupun orang yang sudah tua.[12]

Anak dipandang sebagai individu yang baru mengenal dunia. Ia belum mengetahui tata krama, sopan santun, aturan, norma, etika, dan berbagai hal tentang dunia. Interaksi anak dengan benda dan orang lain diperlukan agar anak mampu mengembangkan kepribadian, watak, dan akhlak mulia. Usia dini merupakan saat yang paling berharga untuk menanamkan nilai-nilai nasionalisme, agama, etika moral dan sosial yang berguna untuk kehidupan anak selanjutnya.

Maka dari itu, Pendidik bisa menanamkan nilai-nilai Pancasila pada anak didiknya dengan cara yang menyenangkan, sehingga anak merasa senang meskipun secara tidak langsung telah tertanam nilai-nilai Pancasila di dalam diri anak. 

PENUTUP

Nilai-nilai Pancasila sebagai landasan, dasar, serta motivasi dalam melakukan perbuatan-perbuatan baik dalam kehidupan sehari-hari memiliki tingkat dan keterkaitan antara sila, sila pertama menjadi roh atas sila-sila yang lain.

Dalam perumusannya, Pancasila melibatkan banyak orang dan dibutuhkan proses yang panjang, mereka disebut sebagai founding fathers Indonesia. Makanya, sebagai rakyat yang cerdas dan kuat, nilai-nilai harus ditanam dalam kehidupan sehari-hari mulai dari pendidikan usia dini dengan melibatkan semua sektor, terutama dalam bidang pendidikan. Hal ini menjadi penting, sebab pendidikan menjadi wadah terpusat untuk membentuk karakter bangsa yang baik. Generasi kita adalah generasi pembentuk kepribadian yang baik untuk generasi selanjutnya, dan seterusnya. Jika generasi hari ini baik, maka generasi selanjutnya akan baik, dan sebaliknya jika buruk pada buruk pula generasi seterusnya.

Upaya-upaya yang harus dilakukan dalam menanamkan nilai-nilai pancasila antara lain mulai dari pemerintah yang merawat dan melakukan penguatan implementasi nilai-nilai Pancasila pada masyarakat salah satunya melalui peringatan Hari Kesaktian Pancasila, saling merangkul, saling pengertian. Upaya-upaya lain juga harus dilakukan seperti melalui pendekatan budaya, internalisasi di semua level pendidikan, dan penegakan hukum terhadap hal-hal yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.


[1] IAIN Madura, Panglengur, Pamekasan. Penulis  Aktif kuliah di Prodi Ilmu Hadits

[2] https://www.lemhannas.go.id/ diakses pada tanggal 13 Oktober 2022. Disampaikan dalam Kuliah Ilmu Pancasila dan Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan oleh Brigjen TNI (Purn.) A. R. Wetik, S.IP.,M.Sc.

[3] https://www.99.co/ diakses pada tanggal 13 Oktober 2022.

[4] Heny Han, Pendidikan Pancasila (-:Academia,-), hlm. 7.

[5] Heny Han, Pendidikan Pancasila, hlm. 7.

[6] https://ditpsd.kemdikbud.go.id/ diakses pada tanggal 13 Oktober 2022.

[7] Agnes Setyowati, Strategi Menyelamatkan Pancasila, Universitas Pakuan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya, hlm. 2.

[8] https://bpip.go.id/ diakses pada tanggal 13 Oktober 2022.

[9] Agustinus Wisnu Dewantara, “Pancasila sebagai Pondasi Pendidikan Agama di Indonesia”, Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume V, No 1 (Januari 2015), hlm. 641.

[10] https://www.99.co/ diakses pada tanggal 14 Oktober 2022.

[11] Y Wendy Anugrah Octavian, “Urgensi Memahami dan Mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan sehari-hari sebagai Sebuah Bangsa”, Jurnal Bhinneka Tunggal Ika, Volume 5, Nomor 2 (November 2018), hlm. 125-127.

[12] Y. Ch. Nany S, “Menanamkan Nilai Pancasila Pada Anak Sejak Usia Dini”, HUMANIKA Vol. 9 No. 1 (Maret 2009), hlm. 109.

0 Response to "Merawat Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari"

Posting Komentar

#Silahkan Komentar Sewajarnya
#Berkomentar Sesuai Topik yang Dibahas
#Dilarang Meletakkan Link ke Situs, Kecuali Referensi Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel