-->

Menumbuhkan Semangat Baru Dengan Literasi

Berdasarkan data Programme for International Student Assesment (PISA), Indonesia berada di peringkat 64 dari 72 negara yang rutin membaca. Hal ini sama dengan 1000:1, orang yang rajin membaca hanyalah satu orang di Indonesia dari 1000 orang yang ada. Ini membuktikan bahwa tingkat literasi di negara kita melebihi kalahnya dari negara-negara lain.

Sebenarnya, jika disadari bahwa dengan kemampuan literasi yang baik akan melahirkan individu yang hebat, karena kedangkalan pikiran akan terobati dengan literasi, semua akan didapat dengan literasi, karena literasi layaknya jendela dunia yang membuka cakrawala berpikir para penikmatnya. Namun yang terjadi di Negara kita adalah sebaliknya. Membaca bukanlah hal yang menjadi aktivitas rutin dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Krisis yang melanda Indonesia akan tetap seperti itu, jika bangsa ini tidak sadar akan pentingnya melawan kedangkalan pikiran dengan membaca, apalagi menulis. Menulis merupakan tali pikiran dari adanya pengetahuan dalam otak, karena dengan mengingat saja tidak cukup. Apa yang kita tahu memang harus dituangkan dalam bentuk tulisan, sehingga kita dapat membacanya kembali.

Indonesia memiliki beragam agama yang berbeda. Hal ini menjadi kunci bagaimana sebenarnya orang-orang terdahulu, para nabi, sahabat Nabi dan setelahnya mengambil pelajaran dari apa yang terjadi. Membaca dan menulis ilmu-ilmu yang didengarkan pada saat itu. Islam sebagai agama terbesar di Indonesia juga bisa belajar dan mengambil ibrah dari yang sudah terjadi di masa lalu. Bahkan kalau kita berpikir ulang, Indonesia memiliki banyak potensi yang dapat menumbuhkan kembali semangat literasi. Jadikan Kedangkalan literasi sebagai musuh. Sebab, jika hal ini terus terjadi dan berlanjut dari hari ke hari akan membuat akar kebodohan dan kemunduran peradaban di negeri ini terutama bagi peradaban Islam.

Kemampuan literasi yang baik dapat memberdayakan dan meningkatkan kualitas individu, keluarga, masyarakat, bangsa, dan semua umat manusia. Untuk meraih Kejayaan Islam dimasa lalu sangat sulit, membangun peradaban yang baik juga sangat sulit. Namun mau tidak mau harus kita perkuat kembali semangat literasi, Semangat menjunjung tinggi nilai kejayaan Islam dan peradaban umat terdahulu. Literasi bukan tentang satu orang dari seribu orang, tapi setiap individu harus berperan dan menumbuhkan semangat baru, karena kedangkalan dan masalah hidup dari masing-masing individu berbeda-beda. Polemik yang terjadi juga tak luput dari literasi, artinya dengan literasi akan dapat dipecahkan apa yang terjadi di negara ini.

Seharusnya, dengan adanya limpahan informasi di era sekarang menjadikan kita semakin menumpas kedangkalan pikiran, dan menggali informasi sebanyak-banyaknya. Generasi milenial atau juga disebut generasi Z yaitu generasi akhir dari melek teknologi memungkinkan kita dapat mencari informasi yang sangat luas. Langkah yang harus diperhatikan juga adalah menyaring informasi yang sifatnya mencerahkan dan mana yang hanya sekedar sampah belaka. Tak dapat dipungkiri keberadaan berita palsu akhir-akhir ini semakin viral terjadi, mulai dari masalah agama, sosial, budaya, dan politik pasti kenak imbasnya. Informasi yang kita dapatkan harus disaring terlebih dulu sebelum di shering, bukan dishering tanpa disaring. Terjadinya penyebaran berita palsu (Hoaks) membuktikan bahwa umat Islam tidak dapat memilih dan memilah mana berita yang baik dan buruk. Mungkin penyebabnya karena pikiran yang pendek dan juga pemahaman yang dangkal dalam diri individu.


Meminjam perkataan sang proklamator kemerdekaan RI yaitu Bung Hatta, bahwa buku dapat membentuk watak dan karakter bangsa. Buku tidak bisa dilihat hanya dari sisi fisiknya saja, tapi juga  kita lihat bahwa didalamnya ada simpanan kekayaan para intelektual muslim kita dan warisan budaya. Karena itu, buku menjadi aset terbesar dalam memperbaiki kualitas dan peradaban bangsa. Pada intinya, membaca harus menjadi aktivitas bagi setiap pribadi muslim. Sumber bacaan tidak hanya dibatasi pada buku. Informasi dapat dperoleh dari internet yang berupa artikel jurnal, majalah, buletin periodik dan sebagainya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel