-->

FieldNote 1: Pengajian Langgar



Pada maghrib Malam Kamis, 19 Juli 2018 saya ikut berjamaah di langgar (adat madura) dekat dengan rumah kepala desa Klompang Barat, yaitu ketimur rumah beliau, sekitar 2 rumah setelah rumah masyarakat. terbilang  banyak santrinya, terdiri 6 anak laki-laki dan beberapa anak perempuan, serta diikuti beberapa masyarakat yang ikut berjamaah di langgar tersebut. Kondisi langgar tampak tradisional seperti yang digunakan oleh Wali songo jaman dulu.
Sempat berbicara dengan Kyai yang punya langgar tentang kuantitas santri yang diajari oleh kyai.
Rizal: Ada berapa orang yang mengaji disini ?
Kyai: disini santrinya, santri musengan, kadang  banyak, kadang sedikit, jadi sekitar 20 orang laki-laki dan perempuannya.
Rizal: Ada berapa guru yang mengajar Kyai ?
Kyai: Cuma dua orang, itupun Cuma saya dan menantu saya.
Rizal: Ough, bagaimana dengan sistem mengajarnya kyai?
Kyai: Anak-anak mengaji dengan menggunakan microphone yang di tashih sama guru yang mengajar.
Begitulah perbincangan kecil dengan kyai, Dua puluh menit setelah itu saya dan teman-teman diberikan keleluasaan untuk mengajar adik-adik di langgar tersebut, ada 3 anak yang menghafal juz 30 dan 3 lagi belajar membaca al-Quran secara fasih. Saya mengajar 3 anak yang belajar al quran secara fasih tersebut. Kebiasaan di langgar tersebut adalah mengaji menggunakan microphone dengan satu putaran, namun saya mencegatnya berhenti setelah satu putaran berlalu, tiga adik tersebut disuruh lagi mengaji satu putaran lagi, karena adzan isya’ masih lama, kita-kira kurang 30 menit.
Mengaji bersama telah berlalu, mereka menawarkan untuk main tebak-tebakan. Gelak tawa menghiasi bibir mereka, saya melihat dengan wajah senang, berbinar dan memancarkan kebahagiaan dalam hati. Walaupun akhirnya adik-adik tidak bisa menjawab tebak-tebak tersebut. Sampai beberapa dari mereka mentertawai yang lain, dan saling mentertawai satu sama lain, hingga akhirnya mereka menyerah dan menyuruhku untuk mengemukakan jawabannya.
Shalat isya’ sekitar 18.40, adik penghafal alquran juz 30 tersebut memberanikan diri untuk adzan, suara menderma telinga-telinga para mahasiswa KPM, indah, dan perlahan-lahan menggetarkan hati, karena suaranya merdu dan menyejukkan. Dzikir seperti biasanya dibaca oleh adik-adik. Kemudian salah satu orang menunjuk dari beberapa teman saya untuk mengimami shalat isya berjamaah tersebut, dia adalah kordes dari lokasi KPM yang saya tempati yaitu Hawadi. Wow, suaranya dengan bacaan fatihan serta surah pendek yang dibacanya membuat tidak khusuk adik yang menjadi makmum dibelakangnya, karena mereka mungkin baru mendengarkan suara seperti yang dilantunkan oleh sang imam.

Dari realita yang ada, dalam hal pengetahuan tentang tajwid, mereka tidak tahu, namun dari segi bacaannya mereka sudah bisa membaca dengan benar, walaupun tidak sepenuhnya, kemudian adalah kelompok penghafal juga, dan sebagian ada yang mengaji biasa. Sehingga perlu kiranya ada semacam pengajakan kepada keluarga yang mempunyai anak kecil untuk mengaji di langgar ini untuk masyarakat terdekat.

0 Response to "FieldNote 1: Pengajian Langgar"

Posting Komentar

#Silahkan Komentar Sewajarnya
#Berkomentar Sesuai Topik yang Dibahas
#Dilarang Meletakkan Link ke Situs, Kecuali Referensi Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel