-->

FieldNote 11: Bermasyarakat


Jam 06.00 pagi merupakan waktu yang sangat tepat untuk memulai segala aktivitas, karena melihat kondisi badan masih sangat sehat, melampaui tidur panjang semalaman. Kami peserta KPM berencana untuk menelusuri dusun pao bawang, mencari data mengenai sejarah, serta bertanya-tanya tentang keunikan dan kearifan lokal di paobawang ini. Ada tiga peserta yang siap melakukan aksi ini.

Perencanaan itu telah matang dilakukan, kamipun berangkat dengan berjalan kaki, karena memang maunya sendiri, menikmati indahnya pemandangan. Jika pakai sepeda motor tidak akan menemui sebuah keindahan atau tak sempat menikmatinya. Maka kamipun berjalan kaki.

Setelah sampai di selatan MI Riyadhul Mubtadiin kami berhenti, karena melihat ibu dan anak perempuannya melakukan aktivitas jemput dan bawa argo kerumahnya, mereka mengangkut “bahan tembhuken” dalam bahasa maduranya. Sempat terjadi perbincangan sebelum kami membantu.
Rizal: apa se elakonih empiyan BU’?
BU’ Salim: akebeyeh kendal yak Nak ?
Rizal: bee, napa kendal nikah BU’?
BU Salim: kassah, e adhekna roma (sembari menunjuk kerumahnya, tapi tidak terlihat)
Rizal: toreh kaule nolongannah ?
BU salim: tikkel tak usa, jhek potrepot.
Rizal: enten tak napah bu’, ke’lakekna kammah bu’?
Bu’ salim: nyare ombelen Nak, tetti kaule se alakoh.

Kemudian aku membantu ibu salim melakukan aktivitasnya, biasanya pekerjaan lelaki, tapi di lakukan perempuan. Bukan tega, memang keluarganya saling mengisi. Yang laki-laki mencari uang untuk menafkahi keluarganya, sedangkan yang perempuan tetap melakukan sesuatu walaupun itu berat dan lama. Mereka bilang pekerjaan ini dilakukan ketika sempatnya saja.

Dua  puluh menit berlalu, kami di datangi anak perempuannya sambil membaawa “cangker seng” (istilah madura) dan diikuti bu’ salim beberapa menit kemudian membawa gorengan pisang. Kami menolak minuman itu dengan mengatakan “jhek pitrepot mbak,” tinggel tak napah, jawabnya. Kami bekerja untuk membantu agar aktivitasnya bisa semakin ringan.

Setelah “tembukhen” tersebut sudah semuanya diangkut ke depan rumahnya, kamipun pergi ke sungai untuk mencuci kaki, tpai  rencana sebelumnya mandi, ketika sampai di sungai ada ibu lagi nyuci, jadi batalkan karena takut mengganggu ibu yang nyuci tersebut sehingga menyebabkan kotor airnya.

Kami pergi ke selatan sungai untuk melakukan observasi langsung mengenai apa saja yang ditanam para petani di musim kemarau ini, yang kamu temui yaitu, menanam tembakau, kacang,jagung, kacang panjang, dan gubis. Itu sementara yang kami lihat.

Kami telusuri berbagai sawah ladang yang ditanami warga desa Klompang Barat, ternyata ada sebagaian warga yang menanam gubis, untuk wawancara tidak ada yang stand by sawah yang ditanami gubis tersebut. Kami mengambil dokumentasi sementara dan akan di lakukan penelusuran kembali, sebab dilihat dari tanamannya, gubis itu memiliki ciri khas tersendiri dari daun dan bentuk tanamannya.

0 Response to "FieldNote 11: Bermasyarakat"

Posting Komentar

#Silahkan Komentar Sewajarnya
#Berkomentar Sesuai Topik yang Dibahas
#Dilarang Meletakkan Link ke Situs, Kecuali Referensi Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel