FieldNote 8: Bakti Sosial

Cahaya mentari dari timur mulai menerangi alam langit dan bumi, seluruh aktivitas desa Klompang Barat kembali dilakukan, berbagai profesi mereka lakukan. Udara dingin menyanyat badanku, mengadu sang kulit “tak mampu menahan dinginnya pagi”, pohon-pohon diam entah mengapa, gemericik air dari sumbernya mengalir begitu deras.

Sebagaimana biasanya aktivitas desa akan berjalan sesuai dengan kebutuhan masyrakat desa. Saya dan kawan-kawanpun juga melanjutkan aktivitas di pagi hari yaitu bersih-bersih, pada pagi ini aktivitas terjadwal adalah membersihkan jalan dan pemakaman. Targetnya adalah jalan ke timur dari MI Riyadhul Mubtadiin dan kuburan di utara masjid. Peralatan-peralatan yang tersedia hanyalah sapu lidi dan golok, selebihnya pinjam milik warga seperti cangkul dan peralatan yang lain.

Jalan-jalan yang dilalui warga dusun sumber batas tidak enak dipandang, karena banyak sampah yang berserakan. Singkat cerita, saya dan kawan-kawan ditawarkan makan di rumah warga, kebetulan anaknya satu organisasi dengan saya. Karena kondisi tidak makan pada waktu itu, artinya perut kosong, yak saya menerima tawaran tersebut. Dengan lahap kawan-kawan memakannya. Setelah itu aktivitas di lanjutkan dan segera membersihkan target kedua yaitu pemakaman. Warga dekat pemakaman tersebut antusias sekali dengan memberikan bantuan berupa air, namun sebelum itu ditawarkan makan, tapi karena sudah dari warga sebelah kami tidak menerima tawaran tersebut.

Pemakaman yang lama tidak dirawat, karena kelihatannya sampah dan rumput-rumput ilalang tumbuh dimana-mana. Kami membersihkan dengan sesuka hati, antusias warga juga tumbuh dengan sendiri, sebut saja Pak Muhtar yang mengajar di Lembaga Pendidikan Islam Riyadhul Mubtadiin. Beliau tidak hanya melihat apa yang kami kerjakan, tapi juga membantu aktivitas kami waktu itu sampai 85 %. Akhirnya pemakaman bersih dan tidak tampak sampah-sampah, dibakar menjadi kepulan asap hitam beterbangan ke atas sana.

Share this post