4 Perilaku Menyebalkan di Sosial Media
7 Okt 2018
Add Comment
Media sosial merupakan sebuah media online yang memanfaatkan penggunanya yang bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, melakukan komonikasi atau interaksi, berkirim pesan berupa teks, gambar, video dan lain sebagainya, saling berbagi pengalaman, dan juga dapat membangun bisnis Anda dengan jejaring sosial yang ada.
Di zaman milenial ini, kehidupan para manusia dipenuhi dengan jejaring sosial yang semakin berkembang, bahkan jejaring sosial telah menjadi sebagian dari kehidupan manusia. Tiada hari tanpa media sosial. Dilihat dari kelebihannaya, media sosial mempunyai sisi kelebihan yang berdampak baik kepada user seperti: Komonikasi dapat terjalin dengan baik, user akan dengan mudah menjalin komonikasi terhadap sanak keluarga, teman, dan kerabatnya dimanapun mereka berada, lintas kota, bahkan negara bisa dijangkau dengan media sosial. Dengan Media sosial, memungkinkan Anda untuk mengenal teman baru diberbagai aplikasi yang sudah ada contohnya facebook, instagram, dan aplikasi lainnya.
Selain kelebihannya yang menjadi lumrah dalam kehidupan kita, ada saja orang yang secara tidak bijak menggunakan media sosial. Terkadang mereka berprilaku menyebalkan di media sosial. Contohnya dengan melakukan intimidasi terhadap orang lain, media sosial menjadi tempat mengumbar kesusahan, marah, dan lain sebagainya. Berikut empat tanda-tanda perilaku menyebalkan yang dilakukan orang di sosial media.
1. Post lots of photos every day
Media sosial memang perlu di update (status), tapi bisa saja jika Anda sering mengupdate, juga akan membuat orang lain kesal terhadap Anda. Pernah penulis memposting status teks di Whatsapp sampai 600 Postingan. Hal ini untuk menguji apakah yang punya nomor penulis akan merasa jengkel atau bosan terhadap postingan tersebut. Ternyata banyak komentar ketika itu, mulai dari komentar membangun yang akhirnya menjatuhkan juga, ada juga yang komentar menyebalkan. Intinya penulis pernah menguji perilaku yang akan ditampakkan teman terhadap postingan yang terlalu banyak. Teman-teman banyak yang tidak suka bahkan sebal terhadap penulis. Terkadang media sosial juga dijadikan sebagai ladang usaha seperti olshop, bisa saja ada orang yang tidak suka terhadap postingan yang terlalu banyak, seperti memposting terkait yang dijual, mulai dari alat kecantikan, sepatu dan lain sebagainya.
2. Status updates only contain complaints and personal complaints
Kita memang berhak terhadap sosial media yang kita punya, perlu kita batasi postingan yang bersifat pribadi bahkan rahasia dibeberkan di ruang publik, perlu mempertanyakan kepada diri sendiri sebelum mengupdate sesuatu ke sosial media, seperti apa yang boleh di upload, apakah merugikan orang lain, apa yang dihasilkan dari update status, akankah hal ini mendatangkan manfaat untuk orang lain, dan sebagainya. Perlu dipertanyakan terlebih dahulu, sehingga apa yang di upload mendatangkan manfaat buat kita terutama bagi orang lain. Sekarang banyak yang menjadikan sosial media sebagai tempat mengeluh dan curhatan pribadi. User yang satu dengan user yang lain saling beradu argumen, bahkan melakukan intimidasi, deskriminasi terhadap orang lain. Media sosial ini bukan malah jadi lahan positif, tapi sudah jadi lahan negatif untuk mengumbar cacian, bahkan berita hoaks yang sudah marak terjadi di zaman sekarang.
3. Show off (Pamer)
Banyak juga yang terjadi yaitu sifat pamer yang ditampakkan di sosial media, seperti pamer kemesraan dengan pacar, pamer segala sesuatu yang dimiliki, bahkan membuka aurat sudah menjadi biasa dalam sosial media. Semua itu adalah sikap pamer yang berlebihan. Perilaku tersebut tidak berdampak negatif terhadap orang lain, tapi berdampak negatif terhadap diri sendiri.
4. Using harsh language
Ini perilaku yang banyak ditemukan di sosial media, antara user satu dengan lainnya saling berkomentar kasar di sosial media, tanpa sadar ia sudah mencemarkan nama baiknya sendiri. Update status facebook hanya berisi cacian belaka, menjelek-jelekkan orang lain, dan mengumbar aib orang lain. Semua itu sudah banyak terjadi di sosial media. Penggunanya heboh, bangga dengan apa yang dilakukan, yang terjelekkan komentar ini itu, dibalas dengan cacian yang lebih kasar sampai pada komentar yang tidak seharusnya diucapkan. Hal ini sudah tentu jati diri sosial media sudah hilang, artinya banyak dampak negatifnya daripada dampak positifnya.
Yuk, gunakan sosial media secara bijak, gunakan sosial media untuk menebar manfaat, bisa jadi sosial media menjadi amal jariyah bagi kita kelak ketika nyawa direnggut oleh kematian. Mungkin itu beberapa perilaku yang penulis temui dalam pemanfaatan sosial media. Semoga semakin hari, perilaku kita semakin baik, seiring dengan perkembangan diri kita.
Sources:
https://rocketmanajemen.com
https://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosial
https://www.hipwee.com
https://rula.co.id
Sosial Media (Sumber: merdeka.com) |
Selain kelebihannya yang menjadi lumrah dalam kehidupan kita, ada saja orang yang secara tidak bijak menggunakan media sosial. Terkadang mereka berprilaku menyebalkan di media sosial. Contohnya dengan melakukan intimidasi terhadap orang lain, media sosial menjadi tempat mengumbar kesusahan, marah, dan lain sebagainya. Berikut empat tanda-tanda perilaku menyebalkan yang dilakukan orang di sosial media.
1. Post lots of photos every day
Status tak bermanfaat (Sumber: kumparan.com) |
Media sosial memang perlu di update (status), tapi bisa saja jika Anda sering mengupdate, juga akan membuat orang lain kesal terhadap Anda. Pernah penulis memposting status teks di Whatsapp sampai 600 Postingan. Hal ini untuk menguji apakah yang punya nomor penulis akan merasa jengkel atau bosan terhadap postingan tersebut. Ternyata banyak komentar ketika itu, mulai dari komentar membangun yang akhirnya menjatuhkan juga, ada juga yang komentar menyebalkan. Intinya penulis pernah menguji perilaku yang akan ditampakkan teman terhadap postingan yang terlalu banyak. Teman-teman banyak yang tidak suka bahkan sebal terhadap penulis. Terkadang media sosial juga dijadikan sebagai ladang usaha seperti olshop, bisa saja ada orang yang tidak suka terhadap postingan yang terlalu banyak, seperti memposting terkait yang dijual, mulai dari alat kecantikan, sepatu dan lain sebagainya.
2. Status updates only contain complaints and personal complaints
Banyak mengeluh (Sumber: dailyhistorial.wordpress.com) |
Kita memang berhak terhadap sosial media yang kita punya, perlu kita batasi postingan yang bersifat pribadi bahkan rahasia dibeberkan di ruang publik, perlu mempertanyakan kepada diri sendiri sebelum mengupdate sesuatu ke sosial media, seperti apa yang boleh di upload, apakah merugikan orang lain, apa yang dihasilkan dari update status, akankah hal ini mendatangkan manfaat untuk orang lain, dan sebagainya. Perlu dipertanyakan terlebih dahulu, sehingga apa yang di upload mendatangkan manfaat buat kita terutama bagi orang lain. Sekarang banyak yang menjadikan sosial media sebagai tempat mengeluh dan curhatan pribadi. User yang satu dengan user yang lain saling beradu argumen, bahkan melakukan intimidasi, deskriminasi terhadap orang lain. Media sosial ini bukan malah jadi lahan positif, tapi sudah jadi lahan negatif untuk mengumbar cacian, bahkan berita hoaks yang sudah marak terjadi di zaman sekarang.
3. Show off (Pamer)
Banyak juga yang terjadi yaitu sifat pamer yang ditampakkan di sosial media, seperti pamer kemesraan dengan pacar, pamer segala sesuatu yang dimiliki, bahkan membuka aurat sudah menjadi biasa dalam sosial media. Semua itu adalah sikap pamer yang berlebihan. Perilaku tersebut tidak berdampak negatif terhadap orang lain, tapi berdampak negatif terhadap diri sendiri.
4. Using harsh language
Ini perilaku yang banyak ditemukan di sosial media, antara user satu dengan lainnya saling berkomentar kasar di sosial media, tanpa sadar ia sudah mencemarkan nama baiknya sendiri. Update status facebook hanya berisi cacian belaka, menjelek-jelekkan orang lain, dan mengumbar aib orang lain. Semua itu sudah banyak terjadi di sosial media. Penggunanya heboh, bangga dengan apa yang dilakukan, yang terjelekkan komentar ini itu, dibalas dengan cacian yang lebih kasar sampai pada komentar yang tidak seharusnya diucapkan. Hal ini sudah tentu jati diri sosial media sudah hilang, artinya banyak dampak negatifnya daripada dampak positifnya.
Yuk, gunakan sosial media secara bijak, gunakan sosial media untuk menebar manfaat, bisa jadi sosial media menjadi amal jariyah bagi kita kelak ketika nyawa direnggut oleh kematian. Mungkin itu beberapa perilaku yang penulis temui dalam pemanfaatan sosial media. Semoga semakin hari, perilaku kita semakin baik, seiring dengan perkembangan diri kita.
Sources:
https://rocketmanajemen.com
https://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosial
https://www.hipwee.com
https://rula.co.id
0 Response to "4 Perilaku Menyebalkan di Sosial Media"
Posting Komentar
#Silahkan Komentar Sewajarnya
#Berkomentar Sesuai Topik yang Dibahas
#Dilarang Meletakkan Link ke Situs, Kecuali Referensi Komentar