-->

Cara Membangun Sikap Jujur pada Siswa

Seorang guru tentu akan selalu menemukan siswa yang tidak jujur, guru temui didalam kelas atau diluar kelas, saat siswa datang ke sekolah terlambat, didalam kelas tidak mengerjakan tugas, sampai dalam pengerjaan tugas, siswa seringkali menyontek. Ada banyak faktor yang menyebabkan kebohongan pada diri siswa itu terjadi antara lain karena lingkungan atau teman yang mempengaruhi. Selain itu, karena siswa takut dihukum jika nilai rendah sehingga menyebabkan siswa menyontek tugas milik temannya. Ketika siswa berbuat salah, ia akan tahu bahwa segala sesuatu akan ada konsekuensi yang ditanggungnya. Oleh karena itu, berbohong menjadi salah satu pilihan untuk memberikan alasan yang membuat guru percaya.

Untuk membangun karakter yang baik dalam diri siswa, ada beberapa tips yang perlu dilakukan oleh guru, yaitu:
  • Memberikan Contoh yang Baik
Seringkali penulis dengar dari guru sejak SMA, kata-kata pepatah yang sudah fenomenal “Ala bisa karena biasa”. Kata ini nampaknya tidak hanya diperuntukkan pada objek yang dituju oleh guru, tetapi juga untuk guru sendiri, dengan membiasakan memberikan contoh yang baik kepada siswa seperti sikap jujur. Sekecil apapun hal tersebut harus dibiasakan dengan kejujuran. Jika guru meremehkan hal kecil, apalagi hal yang besar.

Cara menumbuhkan sikap kejujuran tersebut adalah tidak hanya mengingatkan saja kepada siswa dengan selalu mengupayakan harus bersifat jujur dalam semua keadaan, tetapi seorang guru harus jadi contoh dalam semua perilaku siswa. Beberapa sikap yang harus dilakukan adalah mengakui kesalahan yang sudah dilakukan oleh siswa, mengakui jika tidak bisa menjawab pertanyaan siswa, tidak subjektif memberi penilaian, dan lain-lain berlaku jujur dalam semua hal.

  • Mengajari Kejujuran
    Mengajari Kejujuran (Sumber: https://family.fimela.com)
Ajari siswa anda tentang jujur, berikan cerita-cerita menarik yang dapat membuat siswa ingin selalu mendegarnya. Tanamkan pada diri siswa tentang arti pentingnya sikap kejujuran.  Tugas guru adalah memberikan pemahaman yang baik kepada siswa seperti kebenaran yang utuh, tidak setengah-setengah atau tidak sama sekali jujur. Dengan demikian siswa tidak akan mencampuradukkan kebenaran dan kebohongan. Contoh ketika guru sudah menjelaskan materi, dan guru memberikan pertanyaan kepada siswa “Apakah ada yang mau ditanyakan?” siswa dengan lantang biasanya menjawab ia paham. Guru harus peka terhadap keadaan itu dan mempertanyakan kepada diri sendiri, akankah pelajaran yang sudah berlangsung membuat jenuh siswa, penjelasan tidak menarik, dan sebagainya. Akankah penjelasan guru begitu cepat sehingga tidak membuat siswa mengerti, atau memang karena siswa malas bertanya, malu, dan sebagainya.

  • Memberi Apresiasi

Terkadang ketika siswa didalam atau diluar kelas mengakui kesalahan yang sudah diperbuat, guru marah, dan menghukum anak bersalah tersebut. Lebih banyak ditemui di sekolah adalah memberikan hukuman daripada reward kepada siswa, kebaikan yang dilakukan seolah-olah terjadi biasa saja dan merupakan hal yang sudah biasa dilakukan, sehingga pujian tidak terlempar pada siswa, sedang kesalahan yang dilakukan siswa menjadikan guru sigap untuk menghukumnya.
Ketika guru lebih banyak memberikan reward kepada siswa, rasa percaya diri siswa menjadi meningkat, sehingga kejujuran akan menjadi budaya dalam kelas atau disekolah tersebut.

  • Teori Labelling

Hentikan memberi label negatif kepada siswa, walaupun ia melakukan kesalahan. Contohnya “Dasar siswa pemalas, tukang bohong”. Semakin guru memberi label negatif kepada siswa, maka label itu akan menempel dalam diri siswa. Sesungguhnya guru dapat memberikan pandangan kepada siswa bahwa yang namanya berbohong tidak ada yang menyukainya, jika ada seseorang berbohong kepada orang lain, maka orang itu akan dibohongi.

  • Jangan Menekan Siswa Mengakui Kesalahannya

Menekan siswa mengakui kebohongannya akan membuatnya semakin erat mempertahankan kebohongan itu. Buat bagaimana siswa dapat mengakui kesalahan tersebut dengan bercerita masa lalu guru, berbagai kisah, serta ciptakan kedekatan antara guru dan siswa, sehingga pada akhirnya siswa akan larut terhadap keadaan tersebut dan siswa juga akan curhat kepada guru.

  • Lingkungan Positif

Lingkungan Positif Membentuk Karakter yang Baik (Sumber: wol.jw.org)
Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang menciptakan suasana dan ketentraman pada diri siswa. Lingkungan merupakan salah satu hal yang berpengaruh pada pembentukan karakter siswa. Jika lingkungan itu positif akan membuat karakter yang baik pada diri peserta didik, tetapi jika lingkungan tersebut negatif, maka akan membuat negatif karakter siswa. Contoh: jika didalam lingkungan tersebut banyak siswa pembohong, maka siswa yang lain akan berbohong, ketika ujian akan menyontek, ketika ada tugas harian menyontek, dan lain sebagainya. Maka dari itu, guru tidak hanya menjadi faktor utama, tetapi lingkungan juga menjadi faktor lain yang dapat mempengaruhi karakter peserta didik.

  • Hukuman yang Mendidik
Memberikan Hukuman Edukatif kepada Siswa dengan Menghafal (Sumber: mtsnkalabahi.com)
Banyak penulis temui, diberbagai sekolah diberbagai penjuru memberikan hukuman kepada siswa tidak dengan cara yang baik. Penulis berasumsi bahwa ada dua kemungkinan terjadinya hukuman keras kepada siswa, yaitu karena siswa tersebut tidak mau memperhatikan arahan guru, dan yang kedua karena guru tidak sabar dengan tingkah laku siswa, karena siswa selalu melakukan suatu pelanggaran yang berulang-ulang.

Perlu diingat, bahwa hukuman menjadi faktor penting dalam dunia pendidikan, dilihat dari banyaknya berita yang beredar, hukuman memberikan dampak negatif tidak hanyavpada siswa, tetapi juga guru yang memberikan hukuman, dikarenakan orangtua tidak terima dengan perlakuan guru kepada siswa tersebut.

Maka seharusnya, hukuman harus mengarah pada hal-hal yang edukatif, artinya mendidik siswa menjadikan dirinya lebih baik, memberikan arahan kepada siswa tentang pentingnya menjaga etika terhadap guru serta seluruh stake holder yang ada di sekolah tersebut. Hukuman yang edukatif akan juga menjadikan siswa yang baik secara indrawi maupun secara batin.

Nah itulah, beberapa tips yang dapat terapkan untuk membangun karakter kejujuran pada siswa. Disamping itu, tangan kreatif guru sangat perlu supaya siswa dapat berperilaku jujur secara mandiri tanpa dipaksa oleh eksternal dirinya.

0 Response to "Cara Membangun Sikap Jujur pada Siswa "

Posting Komentar

#Silahkan Komentar Sewajarnya
#Berkomentar Sesuai Topik yang Dibahas
#Dilarang Meletakkan Link ke Situs, Kecuali Referensi Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel