-->

Menundukkan Pandangan dalam Islam

Mata merupakan jendela hati. Hati tidak bisa melihat, tapi ia dapat merasakan apa yang dilihat oleh mata, mata menjadi penuntun bagi hati. Hati menyerap informasi yang ditampilkan oleh mata, apapun yang dilihat oleh mata, akan berdampak pada baik atau buruknya hati, bisa saja mengotori bahkan mengeraskan hati kita, sehingga titik demi titik hitam yang ada dalam hati kita semakin banyak dan akan menutupi hati kita, sehingga tidak akan menerima nasehat baik dari orang lain.

Namun jika mata kita dituntun ke arah jalan yang baik, maka mata akan membuat hati lapang, saling hidup-menghidupkan, bersih, dan mencerahkan. Begitulah dampak penglihatan mata terhadap hati, mata sangat berhubungan dengan hati, seakan-akan mata dan hati menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.

Menutup Aurat dalam Islam (Sumber: www.harianaceh.co.id)
Mata mungkin hanya bisa melihat tanpa memfilter buruk atau baiknya yang dilihat, hati yang merasakan baik atau buruknya penglihatan atau yang terpandang oleh mata. Semua yang terlihat oleh mata akan ditranfer ke hati, disamping itu otak juga terlibat didalam hal ini. Orang yang tidak punya mata bukan berarti ia tak dapat melihat, boleh jadi Tuhan memberikan mata hati atau mata batin dalam diri seseorang, mata hati menjadi penuntun sejati dalam kehidupan seseorang, mengapa ? karena dengan mata hati, semua kehidupan seseorang akan dilingkupi dengan kebaikan, disamping ia tidak dapat melihat keburukan, maka yang pasti akan selalu kebaikan yang menghampiri hidupnya.

Melihat secara bebas akan berdampak pada hati, sehingga menimbulkan keinginan-keinginan, syariat Islam telah memerintahkan kepada kita semua dari sesuatu yang merusak pandangan yang dikhawatirkan dapat menjerumuskan kita pada jurang kehancuran. Dalam al-Qur’an Allah Berfirman dalam QS. An-Nur ayat 30, “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.

Menundukkan pandangan mata adalah dasar dan sarana untuk menjaga kemaluan. Maka, dilihat dari ayat diatas Allah pertama kali memerintahkan menundukkan pandangan, kemudian menjaga kemaluan, karena menundukkan pandangan dapat secara otomatis menjaga kemaluan. 

Ada yang mengatakan “Jika seseorang mengumbar liar matanya, maka dia juga telah mengumbar syahwat hatinya”. Dengan begitu, Mata yang liar memandang sesuatu yang bukan tempatnya masuk dalam kategori zina mata. Zina tidak melulu urusan badan yaitu melakukan hubungan badan antara dua orang, tetapi disamping itu, zina juga mencakup seluruh badan, yaitu zina telinga, zina tangan, dan zina-zina anggota badan lainnya. Rasulullah bersabda, Mata itu berzina, hati juga berzina. Zina mata adalah dengan melihat (yang diharamkan), zina hati adalah dengan membayangkan (pemicu syahwat yang terlarang). Sementara kemaluan membenarkan atau mendustakan semua itu (HR Ahmad).

Zina yang dimaksud adalah melakukan sesuatu tidak pada hal-hal yang positif, tidak pada tempat anggota tubuh itu melakukan. Pertama kali yang menjadi faktor utama zina adalah mata, karena mata menjadi jendela dunia yang dapat melihat seluruh ruang dalam kehidupan sehari-hari seseorang. Oleh karena itu, jagalah pandangan, karena jika mengumbar liar, berarti juga telah membuka berbagai pintu kerusakan dalam kehidupan individu dan kelompok orang.

Di zaman sekarang, fitnah sudah menjadi kebiasaan dalam kehidupan ini. Contoh kecilnya pada seseorang perempuan yang keluar rumah tanpa berbusana muslim atau mengumbar aurat membuat mata seorang lelaki berkeliaran. Bahkan mirisnya sudah jadi kebiasaan seorang perempuan kemanapun pergi berbusana tanpa aurat. Mungkin bagi orang yang baik, perempuan yang berkeliaran tanpa busana tidak jadi perdebatan, hanya mengelus dada dengan keadaan, tapi bagi orang yang benci atau memiliki sifat negatif dalam dirinya akan memfitnah, membiacarakan aibnya kepada orang lain. 

Benar, Wanita berbusana menutup badan, tetapi bukan menutup tapi hanya membungkus badannya sehingga lekuk tubuhnya kelihatan. Bisa jadi pada saat itu, iman mereka berada di level rendah, maka dari itu mereka mengumbar pandangan dan syahwatnya. Birahi laki-laki akan tergugah , sehingga terperosok pada kerusakan. 

Ikhwah berbahagilah kita yang bisa menahan pandangan kita. Sabda Nabi SAW, Jaminlah aku dengan enam perkara, dan aku akan menjamin kalian dengan surga: jujurlah (jangan berdusta) jika kalian berbicara; tepatilah jika kalian berjanji; tunaikanlah jika kalian dipercaya (jangan berkhianat); peliharalah kemaluan kalian; tahanlah pandangan kalian; dan tahanlah kedua tangan kalian (HR Ahmad no 22757).

0 Response to "Menundukkan Pandangan dalam Islam "

Posting Komentar

#Silahkan Komentar Sewajarnya
#Berkomentar Sesuai Topik yang Dibahas
#Dilarang Meletakkan Link ke Situs, Kecuali Referensi Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel